Aku adalah seorang anak manusia yang masih belajar merangkak untuk mengembara di hamparan bumi yang disediakan Tuhan untukku.
Aku mulai belajar berdiri saat orang yaang menyayangiku mendambakanku tumbuh dewasa.
Aku beranjak melangkahkan kaki-kaki mungil yang masih lemah untuk menopang jazadku. Langkah kaki kiri diiringi langkah kaki kananku, mencoba menelusuri jejak-jejak kehidupan yang ditinggalkan pendahuluku.
Aku belajar menapaki jalan hidup yang ternyata tak seperti yang pernah aku bayangkan.
Berlari kini aku mampu lakukan untuk mengarungi samudera hiudup yang menciptakan gelombang dimana aku terpuruk.
Sampai kini aku telah menempuh hidup dengan berbagai kerikil tajam, duri dan lobang-lobang yang membuatku sempat berpikir untuk berhenti dan mundur dari apa yang akan aku tempuh.
Tapi aku yakin saat sebuah cahaya masih tersisa dalam relung hati terdalamku, bahwa masih ada cinta untukku.
Cinta adalah dia yang melahiorkan aku ke dunia, yang mengajarkan aku bagaimana merangkak, berdiri, berjalan, berlari sampai aku mampu melewati jalan yang cukup panjang sampai sat ini.
Cinta membuatku kuat saat aku terpaksa harus menitihkan air mata oleh keras perjuangan yang harus aku lalui.
Cinta pernah membuatku tak tahu hakikat kehidupanku, saat aku menitipkan rasa itu ke orang yang membuatku tertatih beberapa waktu.
Tapi, cinta jugalah yang kini membuatku kuat dan membuka mataku menyaksikan kehidupan, bahwa kadang bsemua tak seperti yang kita rencanakan.
Dan cinta jugalah yang memberi warna hidupku sampai membuatku tahu hidupo ini sesungguhnya.
tapi entah sampai kapan cinta akan mengajarkan aku, mungkin waktu yang mampu menjelaskan.
Waktu adalah dia yang senantiasa berada di sekitarku, menari, bernyanyi, mencerca dan memaki, menyemangati dan menghidupkan, menikam dan mengobati luka.
Waktu yang berdansa bersama kepedihan, menqari bersama kebahagiaan dan mencerca bersama mereka yang tak setuju dengan keputusanku.
Dan waktu yang akan mengantarkaku pada jawaban yang kini aku cari. Entah kapan? aku hanya bisa menunggu.
Aku, cinta dan waktu adalah misteri y6ang tak akan mungkin terungkap tanpa sebuah bkeyakinan pasti.
maka setiap bulir air mata yang pernah menitih dariku tak akan pernah aku sesali.
karena mungkin cinta memang membutuhkan air mata sebagaoi tumbal agar dia tetap hidup dalam hatiku.
itulah Aku, Cinta dan waktu.
Aku mulai belajar berdiri saat orang yaang menyayangiku mendambakanku tumbuh dewasa.
Aku beranjak melangkahkan kaki-kaki mungil yang masih lemah untuk menopang jazadku. Langkah kaki kiri diiringi langkah kaki kananku, mencoba menelusuri jejak-jejak kehidupan yang ditinggalkan pendahuluku.
Aku belajar menapaki jalan hidup yang ternyata tak seperti yang pernah aku bayangkan.
Berlari kini aku mampu lakukan untuk mengarungi samudera hiudup yang menciptakan gelombang dimana aku terpuruk.
Sampai kini aku telah menempuh hidup dengan berbagai kerikil tajam, duri dan lobang-lobang yang membuatku sempat berpikir untuk berhenti dan mundur dari apa yang akan aku tempuh.
Tapi aku yakin saat sebuah cahaya masih tersisa dalam relung hati terdalamku, bahwa masih ada cinta untukku.
Cinta adalah dia yang melahiorkan aku ke dunia, yang mengajarkan aku bagaimana merangkak, berdiri, berjalan, berlari sampai aku mampu melewati jalan yang cukup panjang sampai sat ini.
Cinta membuatku kuat saat aku terpaksa harus menitihkan air mata oleh keras perjuangan yang harus aku lalui.
Cinta pernah membuatku tak tahu hakikat kehidupanku, saat aku menitipkan rasa itu ke orang yang membuatku tertatih beberapa waktu.
Tapi, cinta jugalah yang kini membuatku kuat dan membuka mataku menyaksikan kehidupan, bahwa kadang bsemua tak seperti yang kita rencanakan.
Dan cinta jugalah yang memberi warna hidupku sampai membuatku tahu hidupo ini sesungguhnya.
tapi entah sampai kapan cinta akan mengajarkan aku, mungkin waktu yang mampu menjelaskan.
Waktu adalah dia yang senantiasa berada di sekitarku, menari, bernyanyi, mencerca dan memaki, menyemangati dan menghidupkan, menikam dan mengobati luka.
Waktu yang berdansa bersama kepedihan, menqari bersama kebahagiaan dan mencerca bersama mereka yang tak setuju dengan keputusanku.
Dan waktu yang akan mengantarkaku pada jawaban yang kini aku cari. Entah kapan? aku hanya bisa menunggu.
Aku, cinta dan waktu adalah misteri y6ang tak akan mungkin terungkap tanpa sebuah bkeyakinan pasti.
maka setiap bulir air mata yang pernah menitih dariku tak akan pernah aku sesali.
karena mungkin cinta memang membutuhkan air mata sebagaoi tumbal agar dia tetap hidup dalam hatiku.
itulah Aku, Cinta dan waktu.
0 komentar:
Posting Komentar