Aku kisahkan tentang rasa yang aku alami saat ini.
Dimana waktu tampak mencercaku,. keadaan seakan memojokkanku di sebuah sudut gelap hidupku.
Sungguh saat ini aku merasakan pilu yang teramat dalam hingga tenggelam oleh keadaan yang melumat seluruh harapan.
Aku terdampar di bagian sudut terasing dalam diriku sendiri.
Dimana tak mampu kutemukan sosok yang mampu membuatku kembali tersenyum.
Pilu, sepi, sunyi dan segala kegundahan kini menggerogoti jiwaku.
Kau, seorang yang pernah kudamba dalam hidupku.
Tak akan lagi di sini menemaniku.
Namun, tahukah kau akan satu hal yang membuatku terluka?
Ini tentang keadaan yaang membuatmu kembali muncul dalam duniaku ini.
Kau seakan membawa badai yang menerpa kokohnya batinku yang coba aku bangun kembali.
Kau seakan sengaja ciptakan gempuran cerita yang membuatku tersungkur dalam angan-angan yang semestinya masih bisa aku harapkan.
Yah, kau datang dengan dirinya. Yang mengisyratkan satu pesan bahwa kau tak sendiri.
sungguh ingin aku protes akan keadaan ini.
Ingin aku lumat habis semua kisah yang kau bawa dihadapanku. Ingin aku pecundangi dirinya.
Tapi, satu hal yang tak mampu aku tampikkan bahwa "Aku akan tetap mencintaimu".
Aku akan tetap menyayangimu, bagaimanapun keadaannya. Dan itu mampu meredam setiap hasrat yang lahir dari dalam diriku. Yah, rasa cemburu yang membakar batinku.
Tapi, sudahlah.
Adalah salahku membiarkanmu pergi.
Adalah salahku tak disampingmu.
Adalah salahku untuk semua itu.
Yah, kesalahan yang sampai saat ini masih terfikir dalam benakku.
Namun, logikaku selalu membenarkan akan apa yang terjadi di masa silam. Dan sepenuhnya bukan salahku. Setidaknya seperti itu yang terpahamkan logikaku.
Bukankah memang waktu itu aku pernah katakan tentang semua rasa yang ada. Aku cemburu kau bersama yang lain.
Tapi ha,mpir tak pernah Kau hiraukan rasa itu, dan membuat benih keraguanku tumbuh.
Aku sengaja menjauh beberapa saat untuk bunuh rasa itu, tapi semua terlambat saat kutahu kau tak lagi menantiku.
Semua ini adil bagiku
Karena Aku pandang sebagai sebuah cerita yang mengantarkanku mengerti akan arti cinta.
Yah, arti cinta yang kupahami saat ini. Bahwa menyenangkan ,melihatmu bahagia meski menyakitkan bagi diriku.
Pilu memang cerita ini, tapi itulh keadaannya.
Mungkin ketika Kau coba memahami. Hatimu tergetar, tapi jangan sesali keadaan ini.
Aku bahgia di sini, meski sebanarnya terluka dalam batin terdalamku.
Ingin sebenarnmya aku memaki keadaan yang memisahkan kita.
Ingin aku hantam sang waktu yang akhirnmya merenggut kebersamaan yang pernah kita lalui bersama.
Ketahuilah...
Aku sangat bahagia pernah hidup bersamamu. Bqahagia perrnah memiliku hatimu.
Bahkan sampai saat inipun Aku bahagia masih mampu melihatmu, meski dalam batinku aku meredam perih yang teramat sakit.
Mungkin sudah cukup jauh aku bercerita, tentang rasa yang sampai saat ini membuatku tersenyum dalam tangis batinku. Tapi entah kenapa itu amat bahagia bagiku.
"Bodoh diriku" kata mereka, Membiarkanmu bersamanya. Membiarkanmu pergi dariku.
Aku tak perduli apa kata mereka. Aku mencintaimu. Dan bagiku memilikimu bukan tujuan utamaku. Karena aku hanya berharap kau bahagia, meski aku memendam pedih yang menyayatku tiap kali mengingatmu.
Karena seperti itulah Aku mencintaimu.
Dimana waktu tampak mencercaku,. keadaan seakan memojokkanku di sebuah sudut gelap hidupku.
Sungguh saat ini aku merasakan pilu yang teramat dalam hingga tenggelam oleh keadaan yang melumat seluruh harapan.
Aku terdampar di bagian sudut terasing dalam diriku sendiri.
Dimana tak mampu kutemukan sosok yang mampu membuatku kembali tersenyum.
Pilu, sepi, sunyi dan segala kegundahan kini menggerogoti jiwaku.
Kau, seorang yang pernah kudamba dalam hidupku.
Tak akan lagi di sini menemaniku.
Namun, tahukah kau akan satu hal yang membuatku terluka?
Ini tentang keadaan yaang membuatmu kembali muncul dalam duniaku ini.
Kau seakan membawa badai yang menerpa kokohnya batinku yang coba aku bangun kembali.
Kau seakan sengaja ciptakan gempuran cerita yang membuatku tersungkur dalam angan-angan yang semestinya masih bisa aku harapkan.
Yah, kau datang dengan dirinya. Yang mengisyratkan satu pesan bahwa kau tak sendiri.
sungguh ingin aku protes akan keadaan ini.
Ingin aku lumat habis semua kisah yang kau bawa dihadapanku. Ingin aku pecundangi dirinya.
Tapi, satu hal yang tak mampu aku tampikkan bahwa "Aku akan tetap mencintaimu".
Aku akan tetap menyayangimu, bagaimanapun keadaannya. Dan itu mampu meredam setiap hasrat yang lahir dari dalam diriku. Yah, rasa cemburu yang membakar batinku.
Tapi, sudahlah.
Adalah salahku membiarkanmu pergi.
Adalah salahku tak disampingmu.
Adalah salahku untuk semua itu.
Yah, kesalahan yang sampai saat ini masih terfikir dalam benakku.
Namun, logikaku selalu membenarkan akan apa yang terjadi di masa silam. Dan sepenuhnya bukan salahku. Setidaknya seperti itu yang terpahamkan logikaku.
Bukankah memang waktu itu aku pernah katakan tentang semua rasa yang ada. Aku cemburu kau bersama yang lain.
Tapi ha,mpir tak pernah Kau hiraukan rasa itu, dan membuat benih keraguanku tumbuh.
Aku sengaja menjauh beberapa saat untuk bunuh rasa itu, tapi semua terlambat saat kutahu kau tak lagi menantiku.
Semua ini adil bagiku
Karena Aku pandang sebagai sebuah cerita yang mengantarkanku mengerti akan arti cinta.
Yah, arti cinta yang kupahami saat ini. Bahwa menyenangkan ,melihatmu bahagia meski menyakitkan bagi diriku.
Pilu memang cerita ini, tapi itulh keadaannya.
Mungkin ketika Kau coba memahami. Hatimu tergetar, tapi jangan sesali keadaan ini.
Aku bahgia di sini, meski sebanarnya terluka dalam batin terdalamku.
Ingin sebenarnmya aku memaki keadaan yang memisahkan kita.
Ingin aku hantam sang waktu yang akhirnmya merenggut kebersamaan yang pernah kita lalui bersama.
Ketahuilah...
Aku sangat bahagia pernah hidup bersamamu. Bqahagia perrnah memiliku hatimu.
Bahkan sampai saat inipun Aku bahagia masih mampu melihatmu, meski dalam batinku aku meredam perih yang teramat sakit.
Mungkin sudah cukup jauh aku bercerita, tentang rasa yang sampai saat ini membuatku tersenyum dalam tangis batinku. Tapi entah kenapa itu amat bahagia bagiku.
"Bodoh diriku" kata mereka, Membiarkanmu bersamanya. Membiarkanmu pergi dariku.
Aku tak perduli apa kata mereka. Aku mencintaimu. Dan bagiku memilikimu bukan tujuan utamaku. Karena aku hanya berharap kau bahagia, meski aku memendam pedih yang menyayatku tiap kali mengingatmu.
Karena seperti itulah Aku mencintaimu.
0 komentar:
Posting Komentar