Jarak tak akan pernah jadi penghalang untuk hati yang telah menyatu pada dirimu.
Waktu tak pernah jadi pembatas untuk rasa yang telah teruarai,
Mengkristal dalam benak dan mengendap abadi dalam lubuk hati.
Aku Manusia yang telah terurai rasanya, mengagumi sebuah makhluk dalam tataran jiwa yang begitu menakjubkan.
Entah kata apa yang pantas menggambarkan itu.
Kadang rasa itu membuatku pilu dalam kesendirianku.
Membuatku terasing dalam hidupku yang begitu dipenuhi riuh sorak sorai manusia di sekitarku.
Kadang rasa itu membuatku ingin pergi dari dunia ini, menuju dunia baru dimana aku dapat menjumpaimu.
Tapi keyakinanku kadang ragu akan rasa yang aku alami ini.
Aku kini berdiri siap berlari menuju tempat yang pernah kita janjikan untuk bertemu.
Tapi tak pernah lagi aku temukan sosokmu di sana.
Aku sendiri, dan itu membuatku tak yakin lagi akan rasa itu.
Tapi, suatu ketika di saat aku benar benar melupakan tentang rasa ini.
Bayangmu justru hadir dalam satu lamunanku.
meski tak kujumpai di Alam nyataku, itu bahagia buatku.
Aku coba mencari referensi akan jawaban atas pertanyaan yang menyiksaku benakku itu.
Dan semua mengarah pada sebuah kata "CINTA".
Yah! kata itu yang kini terus terfikir olehku.
Apa benar yang aku alami itu cinta?
Aku mungkin masih tak percaya, tapi setiap aku menemukan sosokmu dalam lamunan dan Alam mimpi.
Membuatku amat bahagia, bahkan teramat snagat bahagia.
Entah apa yang menyebabkan bahagia itu hadir?
Tapi, mungkin benar aku merasakan cinta terhadapmu.
Cinta yang sampai saat ini aku pendam sendiri dan mungkin secara tak sadar kau tahu itu.
Tapi kau pun ragu tentang itu.
Dan keangkuhan dan egoku sebagai lelaki membuatku tak mengungkapkan itu.
Apakah aku menunggumu ungkapkan rasa yang sama?
Yang bahkan aku ragu kau pun merasakannya terhadapku.
Sudahlah, yangt jelas aku cinta kamu.
meski tak aku ungkapkan.
Aku percaya kau merasakan itu.
Sebuah sikap yang membuatku kadang konyol dan terlihat buruk.
Tapi aku senang dengan sikap itu.
Karena membuatku sering tertawa sendiri saat lagi merasakan sunyi sendiri.
Itu sebuah kebahagian bagiku.
Seperti itulah aku mencinta.
Tak perlu kau tahu tentang rasa ini.
Karena dengan melihatmu tersenyum, aku tahu kau bahagia.
Meski kau tak pernah tahu, Aku mengawasimu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar