REFLEKSI GERAKAN MAHASISWA DI TENGAH LINTASAN ZAMAN; MENIMBANG TERBENTUKNYA ANGKATAN MUDA INDONESIA

Jumat, 01 Juli 2011


OLEH; NURFAJRI MURSALIN

Gerakan Pemuda telah memberi warna dalam sejarah negara indonesia. Setiap agenda perubahan yang besar yang ada di Indonesia selalu melibatkan pemuda di dalamnya.  Mulai zaman sebelum Indonesia merdeka, bagaimana para pemuda melakukan perjuangan di tiap daerahnya masing-masing untuk melakukan perlawanan terhadap kaum colonial yang dating menajah negara Indonesia. sampai kepada gerakan yang terus bergejolak sampai pada saat ini.
Salah satu gerakan pemuda yang hadir pada hari ini adalah gerakan mahasiswa, dimana gerakan mahasiswa yang dianggap sebagai kaum intelektual telah mewarnai gejolak gerakan perjuangan pemuda dalam member sumbangsi terhadap perubahan yang ada. Gerakan tahun 66 memaksa mundur Soekarno sebagai presiden karena dianggap sebagai komunis sampai kepada Gerakan Reformasi yang menumbangkan rezim Soeharto selama 32 tahun menguasai Indonesia. hingga gerakan yang terus dilakukan dengan turun ke jalan meneriakkan aspirasi masyarakat yang terus didendangkan sampai pada hari ini.
Namun, ketika melihat kondisi negara Indonesia yang hadir pada hari ini dengan nahkoda seorang presiden yang berinisial SBY, wakil presiden yang dipanggil Boediono serta para menteri dan pembantunya. Maka perlu dilakukan sebuah gerakan yang besar untuk kembali menubangkan rezim ini. Dimana sampai pada hari, setelah 6 tahun lebih berkuasa tapi belum mampu menuntaskan kondisi kebangsaan yang menerpa bangsa kita hari ini. Ini semua terindikasi bahwa para penguasa bangsa kitahari ini merupakan anak-anak yang diatur oleh system global (kapitalis-neoliberalis) yang mengambil keuntungan dari negara dengan memeras Sumber Daya Alam (SDA) dan mengambil hak-hak masyarakat yang seharusnya disejahterahkan.
Berdasarkan hal tersebut maka perlu ada sebuah upaya untuk melakukan sebuah organisir massa untuk membentuk sebuah organisasi yang mampu melakuakan gebrakan yang nyata terhadap perubahan. Sebuah gerakan yang diharapkan mampu untuk menumbangkan sebuah rezim dengan system yang telah dikuasai kapitalis. Upaya itu yang semestinya dipirkan kita saat ini. Untuk itu sebuah tawaran untuk melakukan pergerakan terhadap penguasa negeri yang tidak memperhatikan kesejahteraan rakyat. Gerakan seperti itulah adalah sebuah gerakan  socialis.
Gerakan sosialis yang dimaksudn adalah gerakan bersama rakyat. Jadi gerakan ini tidak terfokus hanya kepada sekumpulan mahasiswa saja tapi setiap elemen masyarakat harus ikut terlibat di dalamnya. Karena kami menyadari bahwa untuk merubah tatanan social (masyarakat) yang harus mengubahnya adalah masyarakat itu sendiri dalam arti sesungguhnya. Bukan hanya mahasiswa, LSM, Organisasi kepemudaan, atau organisasi apapun yang pada hari ini melakukan pergerakan secara parsial dan tak jelas tujuan (gold) yang ingin dicapai. Sebuah gerakan yang memiliki ttarget capaian yang jelas dan terarah. Sehingga gerakan ini tak lagi hanya berkutat pada proses metamofosis yang hanya sampai kepada kepompong, tapi tak pernah jadi kupu-kupu.
Tatanan aksi gerakan yang dimaksud adalah aksi dengan urutan atau rentetan yang jelas. Aksi itu dimulai dari proses radikalisasi pemikiran terhadap mahasiswa dalam bentuk komunitas-komunitas kecil yang menjadi basis utama gerakan. Setelah adanya radikalisasi ini maka diadakan lagi yang namanya konsolidasi antar taiap komunitas mahasiwa yang telah teradikalisasi fikirannya akan fungsinya sebagai mahasiswa (agen of change, social control dan moral source). Konsolidasi yang terbangun dikalangan mahasiswa ini ketika telah kuat dan meradikal maka diadakan mimbar-mimbar ilmiah dengan melakukan penyadaran kepada masyarakat. Pembentukan ormas-ormas dalam satuan daerah kemudian bersama ormas-ormas tersebut melakukan aksi dengar pendapat (hearing) bersama birokrasi untuk menyalurkan aspirasi secara langung. Jika aksi hearing, mengalami kebuntuan maka metodelogi gerakan selanjutnya adalah aksi boikot instansi-instansi pemerintahan yang ada atau dengan kata lain pendudukan terhadap apa yang menjadi instansi negara. Dan apabila hal ini juga belum berhasil, maka langkah terakhir yang dilakukan adalah mogok multi sector, dengan melakukan kosolidasi sebelumnya bersama gerakan-gerakan yang ada di tiap sector seluruh Indonesia (yang dimaksud adalah sector sumatera, jawa, Sulawesi, Kalimantan, nusa tenggara sampai irian). Langkah terakhir ini akan mematikan ekonmi yang ada di Indonesia. Dimana sector perekonomian yang ada di Indonesia itu yang dikuasai kaum kapitalis (para pemilik modal). Sehingga harapan bahwa ini akan memaksa mundur penguasa negeri ini karena telah ditolak oleh masyarakat secara umum.
Itulah mungkin harapan yang dapat ditawarkan sebagai sebuah metodologi aksi yang mungkin menjadi jalan terakhir untuk mengubah system negara kita yang tak pernah mensejahterahkan masyarakat Indonesia. semoga saja sang penguasa negeri ini bisa sadar sebelum adanya aksi yang seperti ini dilakukan oleh masyarakat bangsa ini yang sudah tak lagi diperhatikan oleh negeranya, Indonesia.

0 komentar: